MostisfesT

NEXT Event di bumi metal lancang kuning kita teman Event bertajuk "MORTISFEST, DISTORTION OF DEATH" Yang bakal diakan di Manager Cafe Kapling 27 mei nanti tepat pukul 3 sore

GRIEF BLOZZOM BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST "

NNIV 1ST GRIEF BLOZZOM BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST " 02 JUN 2012 - OUT DOR TAMAN BUDAYA_PEKANBARU GUEST STAR : "GODZILLA" (JAKARTA DEATH METAL)

Antusias Penonton Saat Konser DREAM THEATER

Riau Indie,  Dahsyat dan dramatis. Begitu yang dirasakan penonton konser Dream Theater di Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, Sabtu (21/4/2012) kemarin. Enerjik, permainan yang ditunjukkan band asal Boston Amerika Serikat, saat beraksi di panggung.
Tata lampu yang menawan ditambah, set panggung yang minimalis namun terkesan megah, James Labrie Cs mampu menampilkan permainan musik Prog Rock yang dramatis. Tentunya, kesan itu muncul dari permainan keyboardis, Jordan Rudes yang lihai memadukan efek suara techno dari I-pad di hadapannya.
"Luar biasa memang Dream Theater, enggak nyangka pakai I-pad main keyboardnya," kata Danang salah satu penonton konser Dream Theater.
Tidak hanya Jordan sendirian yang memunculkan kesan Prog Rock dramatis serta magis, lengkingan gitar bersuara tebal buatan John Petrucci, juga membuat para penonton tertegun dan merasakan musik magis nan dramatis di telinga. Apalagi, kecepatan tangan Petrucci saat beraksi memainkan melodi gitar.
Musik Prog Rock dramatis yang diusung Dream Theater hampir terasa di semua lagu yang dibawakan, sebut saja 'On The Back Of Angels' dimana si keyboardis Jordan piawai memainkan efek suara techno dengan I-pad.
Atau lagu 'Build Me Up', 'The Spirit Carries On' yang jelas sekali menampilkan ciri khas Dream Theater dengan melodi dan karakter vokal yang kuat. Secara keseluruhan, Dream Theater membawakan 14 lagu.
"Jaga diri kalian. Sampai ketemu lagi," seru Labrie. Pertunjukan terasa sangat singkat. Ribuan penonton rupanya tidak terima. Mereka berteriak "more" supaya Dream Theatre tidak menyudahi begitu saja. "Pull Me Under" kemudian menjadi penutup.

Reverse; Lewat Simfoni Metal Hingga Relung Hati

405622_173096259463741_125645854208782_230591_1271008074_n
REVERSE Band berparas garang asal kota Depok, yang pada mulanya di cetuskan oleh Kevin dan Ray untuk membuat sebuah band pada awal tahun 2009 tepatnya pada 1 januari, band yang mengusung aliran Screamo dengan nama yang pertama kali digunakan ialah Angel And Demons, untuk membuat sebuah Format Band Kemudian Kevin Dan Ray mengajak Dika pada posisi Gitar I, Firman Gitar II, Ara Bass dan Eza Pada Drum.
Seiring  waktu berjalan, tak lama band ini didirikan Dika salah seorang Gitaris memutuskan untuk hengkang dari badan Angel And Demons, tak lama jejaknya di ikuti oleh Ara yang beralasan lebih mementingkan Study-nya. Karena tidak memungkinkan Band yang di isi hanya 1 (satu ) suara gitar, akhirnya Angga ( Sleeping For Rest / Have Fun Together ) masuk dalam posisi Bass yang sebelumnya di isi oleh Ara dan tak lama kami menemukan Adi ( Nevhania Shamara ) untuk mengisi kekosongan Gitar. Angel And Demons memutuskan mengubah nama band-nya menjadi Ending Without Story yang biasa disebut EWS, setelah 2 ( dua ) personil baru mengisi format band. Bukan hanya sekedar perubahan Nama dan menambahkan personil baru namun EWS juga mengubah Genrenya 90o  ( derajat ) menjadi Metal.
EWS jauh lebih segar dan mulai menciptakan lagu – lagu yang dibuat sendiri, lagu EWS yang didominasi oleh As I Lay Dying, The Black Dahlia Murder, Lamb Of God, The Devil Wears Prada, Burgerkill, Avenged Sevenfold hingga Dream Theater yang sekaligus menjadi band Influence dari masing-masing personil. Dalam kurun waktu yang tak sebentar REVERSE yang pada waktu itu masih menggunakan nama lamanya EWS, sempat membuat 2 ( dua ) lagu yang berjudul Bloody Eve dan Devil Is Me, dan mulai memberanikan diri untuk menjajaki panggung – panggung, Event, Gigs, dan festival  Ibu Kota dan tak lama meraih masa kejayaannya. Dengan bermodalkan dua singel dan Cover lagu dari Lamb Of God (Now You Got Something To Day For ) dan As I Lay Dying  ( Through Struggle & Forever ).
Pada pertengahan 2010 EWS mulai mengalami titik jenuh dalam bermusik dan para personil mempunyai kesibukan sendiri – sendiri, Band ini memilih vacum namun,  Pada masa vacum Adi lebih memutuskan untuk hengkang. Masa vacum yang hanya di isi untuk mencari pengganti posisi Adi pada Gitar, pencarian ini berakhir  di pengujung 2011. Setelah sekian lama merasakan vacum, para personil mulai membangun band ini kembali untuk bangkit.
Akhirnya EWS menemukan Sosok Gitaris, Bayu, yang mampu mendominasi musik band ini menjadi lebih apik dan harmonis, dengan resminya Bayu dalam personil band, mengalami kesulitan dalam Nama Band yang kurang pantas untuk Genre baru yaitu MetalCore ExperiMatch, dengan beberapa pemikiran untuk mencari nama baru lalu munculah nama REVERSE yang berarti Membalikan / Memutar dan berfilosofi  Semua perbuatan mahkluk hidup(manusia,binatang,tumbuhan,malaikat bahkan tuhan), pasti mempunyai kesalahan,kebohongn, dan  kemunafikan, jadi semuanya harus di kembalikan / dibalikan sesuai kodrat fakta yang ada pada dunia yang nyata dan fana ini.
Dengan nama baru  mulailah kami membuat materi – materi baru dengan konsep yang baru juga. Dalam waktu yang cukup singkat formasi baru ini sudah mempunyai materi lagu baru seperti Start A Live ( Intro ), Praised By Devil, Between Hell And Heaven, dan Versus Insine. Hingga sekarang REVERSE masih diperkuat oleh Ray ( Growl Vocal ), Kevin ( Scream Vocal ), Firman ( Rythem Guitar ), Bayu ( Lead Guitar ), Angga ( Bass & Clean Vocal ) dan Eza ( Drum ) dengan Genre MetalCore ExperiMatch kami masih akan terus berkarya sampai akhir zaman, menelusupkan simfoni kami lewati pori – pori menusuk hingga ke relung hati.
REVERSE Band berparas garang asal kota Depok, yang pada mulanya di cetuskan oleh Kevin dan Ray untuk membuat sebuah band pada awal tahun 2009 tepatnya pada 1 januari, band yang mengusung aliran Screamo dengan nama yang pertama kali digunakan ialah Angel And Demons, untuk membuat sebuah Format Band Kemudian Kevin Dan Ray mengajak Dika pada posisi Gitar I, Firman Gitar II, Ara Bass dan Eza Pada Drum.Seiring  waktu berjalan, tak lama band ini didirikan Dika salah seorang Gitaris memutuskan untuk hengkang dari badan Angel And Demons, tak lama jejaknya di ikuti oleh Ara yang beralasan lebih mementingkan Study-nya.
Karena tidak memungkinkan Band yang di isi hanya 1 (satu ) suara gitar, akhirnya Angga ( Sleeping For Rest / Have Fun Together ) masuk dalam posisi Bass yang sebelumnya di isi oleh Ara dan tak lama kami menemukan Adi ( Nevhania Shamara ) untuk mengisi kekosongan Gitar. Angel And Demons memutuskan mengubah nama band-nya menjadi Ending Without Story yang biasa disebut EWS, setelah 2 ( dua ) personil baru mengisi format band. Bukan hanya sekedar perubahan Nama dan menambahkan personil baru namun EWS juga mengubah Genrenya 90o  ( derajat ) menjadi Metal. EWS jauh lebih segar dan mulai menciptakan lagu – lagu yang dibuat sendiri, lagu EWS yang didominasi oleh As I Lay Dying, The Black Dahlia Murder, Lamb Of God, The Devil Wears Prada, Burgerkill, Avenged Sevenfold hingga Dream Theater yang sekaligus menjadi band Influence dari masing-masing personil. Dalam kurun waktu yang tak sebentar REVERSE yang pada waktu itu masih menggunakan nama lamanya EWS, sempat membuat 2 ( dua ) lagu yang berjudul Bloody Eve dan Devil Is Me, dan mulai memberanikan diri untuk menjajaki panggung – panggung, Event, Gigs, dan festival  Ibu Kota dan tak lama meraih masa kejayaannya. Dengan bermodalkan dua singel dan Cover lagu dari Lamb Of God (Now You Got Something To Day For ) dan As I Lay Dying  ( Through Struggle & Forever ).
Pada pertengahan 2010 EWS mulai mengalami titik jenuh dalam bermusik dan para personil mempunyai kesibukan sendiri – sendiri, Band ini memilih vacum namun,  Pada masa vacum Adi lebih memutuskan untuk hengkang. Masa vacum yang hanya di isi untuk mencari pengganti posisi Adi pada Gitar, pencarian ini berakhir  di pengujung 2011. Setelah sekian lama merasakan vacum, para personil mulai membangun band ini kembali untuk bangkit.Akhirnya EWS menemukan Sosok Gitaris, Bayu, yang mampu mendominasi musik band ini menjadi lebih apik dan harmonis, dengan resminya Bayu dalam personil band, mengalami kesulitan dalam Nama Band yang kurang pantas untuk Genre baru yaitu MetalCore ExperiMatch, dengan beberapa pemikiran untuk mencari nama baru lalu munculah nama REVERSE yang berarti Membalikan / Memutar dan berfilosofi  Semua perbuatan mahkluk hidup(manusia,binatang,tumbuhan,malaikat bahkan tuhan), pasti mempunyai kesalahan,kebohongn, dan  kemunafikan, jadi semuanya harus di kembalikan / dibalikan sesuai kodrat fakta yang ada pada dunia yang nyata dan fana ini.Dengan nama baru  mulailah kami membuat materi – materi baru dengan konsep yang baru juga. Dalam waktu yang cukup singkat formasi baru ini sudah mempunyai materi lagu baru seperti Start A Live ( Intro ), Praised By Devil, Between Hell And Heaven, dan Versus Insine.
Hingga sekarang REVERSE masih diperkuat oleh Ray ( Growl Vocal ), Kevin ( Scream Vocal ),  Firman ( Rythem Guitar ), Bayu ( Lead Guitar ), Angga ( Bass & Clean Vocal ) dan Eza ( Drum ) dengan Genre MetalCore ExperiMatch kami masih akan terus berkarya sampai akhir zaman, menelusupkan simfoni kami lewati pori – pori menusuk hingga ke relung hati.
Facebook :
REVERSE
Email :
reversemetal@yahoo.com
Twitter :
@ReverseMetal

Atmosfera; Rilis Single Sampai Akhir

293294_263217693712021_208206582546466_874819_1640838384_nKemarin baru-baru ini bertempat di daerah Pondok Labu, Jakarta Atmosfera sedang membuat Video Clip single kedua, Sampai Akhir, ciptaan Iwan Hasan dan Fitra. “Lagu berkarya syair ciptaan saya ini (“Sampai Akhir”) merupakan konklusi kesimpulan tentang laki-laki yang setia menanti kembalinya sang perempuan (“Indira”). Maknanya, merupakan kisah cinta abadi selama-lamanya yang berpatokan pada dasar konsep gagasan album Negeri Cinta. Tetapi saya diberikan kebebasan berinspirasi,” ujar vokalis Fitra.
Dua pemusik pencetus dibentuknya Atmosfera adalah Iwan Hasan dan Fadhil Indra. Keduanya telah saling akrab dan bareng bermusik sejak masih sekolah dasar (SD) dan ketika itu telah membentuk grup band yang memainkan lagu-lagu hits milik Kansas.
Puncak persahabatan bermusik Iwan dan Fadhil mencapai kekentalannya ketika mereka membentuk grup rock progresif Discus yang berkeliling konser di benua Amerika, Eropa dan Asia serta menelurkan dua album solo yang menarik pujian dan kalangan pengamat musik internasional.
Atmosfera didirikan oleh Iwan Hasan, gitaris yang memiliki reputasi internasional yang menempuh pendidikan musik di Willamette University di America Serikat, yang juga telah malang melintang di industri musik Indonesia sebagai arranger orchestra dalam banyak lagu-lagu hit dari band-band papan atas Indonesia (Ungu, ST 12, Boomerang, The Rain, dll). Selama ini Iwan lebih dikenal sebagai pendiri dan motor penggerak group progressive rock Discus, yang telah meriis album di Perancis, Italia dan Jepang selain di Indonesia. Bersama Discus, Iwan telah malang melintang tampil manggung di Switzerland, Jerman, Amerika Serikat dan Mexico. Discus adalah satu-satunya group music Indonesia yang disebut dalam buku Progressive Rock Handbook, oleh Jerry Lucky. CG Publishing, 2008, ISBN 978-18949-59766, Canada, serta diulas dengan sangat positif berbagai media di Amerka Serikat, Jerman, Belgia, Italia, Perancis, Uzbekistan, Mexico, Argentina, Brazil, serta Jepang.
Di Indonesia, Discus mendapatkan dua buah AMI Samsung Award pada tahun 2004. Musik Iwan juga telah dirilis di Amerika Serikat di album kompilasi “Beyond Six Strings” yang berisi 13 harp guitarist, dimana Iwan adalah satu-satunya dari Asia (lihat http://www.harpguitarmusic.com/listings/a-hasan.htm) Iwan juga adalah arranger orchestra pada hit single Ungu “Demi Waktu” yang mengantar group Ungu ke puncak popularitas di tahun 2006, serta adalah arranger orchestra pada album-album Ungu hingga saat ini. Selama ini Iwan sudah terlibat lebih dari 20 album musik Indonesia maupun Internasional dimana Iwan tampil sebagai artis atau peñata musik, bintang tamu, music director, produser atau vocal director.
Sebagai gitaris jazz, Iwan juga tampil di Java Jazz Festival di Jakarta pada tahun 2006, 2009, 2010 dan 2011, serta memiliki group Chamber Jazz bersama Andien, group unik berformat gitar-vokal-piano-tuba yang kerap tampil di acara-acara jazz, termasuk di Java Jazz Festival. Baru-baru ini Iwan juga terlibat sebagai arranger dalam album baru Piyu Padi antara lain sebagai string arranger lagu single “Sakit Hati” dan “Firasatku” serta beberapa lagu lainnya.
Kursi drum dipegang oleh Fadhil Indra, rekan Iwan di group Discus, yang juga banyak menulis lirik lagu di album Atmosfera ini. Fadhil adalah musisi yang aktif di lingkungan music progressive Indonesia sebagai anggota group KJP, Montecristo maupun sebagai produser album pertama group Miracle. Bersama Iwan Hasan dan Discus, Fadhil juga telah tampil di Jerman, Mexico, Amerika Serikat dan Switzerland.
Front man group ini adalah vokalis  Fitra, vokalis jazz yang piawai melakukan scat (improvisasi vocal jazz) adalah juga seorang arranger (antara lain sebagai arranger brass section White Shoes and the Couples Company).  Ia juga telah merilis sebuah album solo berisi lagu-lagu berbahasa Karo yang beredar di Sumatera Utara. Fitra adalah sarjana musik lulusan Institut Kesenian Jakarta.
Sebagai bassist Atmosfera adalah Terry Manuputty dan gitar kedua dipegang oleh Earl Pramudjie. (Red)

Generasi Metal; Antara Pionir dan Penerus Scene Metal Indonesia

Banyak berbicara mengenai musik metal pada saat ini, banyak sebagian orang mungkin belum/tidak mengetahui dimana pusat ibukota jakartalah yang pada awalnya ada kota pusat pada era tahun 1980-an musik metal tercetus oleh beberapa band yang sudah kalian tahu, bahkan sebelum kalian lahir merekalah yang mendobrak pintu tersebut, sehingga kalian saat ini dapat menikmatinya dengan damai. Beberapa orang dari mereka yang awalnya berjuang demi memajukan musik metal pernah berceloteh kepada saya bagaimana perjuangan beliau dari awalnya dicemooh oleh sebagian masyarakat sampai saat ini akhirnya terkaget dengan banyak band-band bertebaran.
Berikut ini adalah sebagian dari jajaran band-band metal yang ada di jakarta dari awal scene metal ini terbentuk sampai saat ini.
METAL GENERASI 1, mereka yang menggagas musik metal dipertumbuhan era awal tahun 80-an sampai pertengahan 90-an:
Ritual Doom, Maliknat, Rotor, Sucker Head, Jenazah, Tengkorak, Grausig, Adaptor, Mortus, Morbifik, Brain The Machine, Betrayer, Purgatory, Trauma, Ordoth, Lunatic, Corporation Of Bleeding, Delerium Tremens, Restu Ibu, Meduza, Getah, dll
METAL GENREASI 2, penerus scene metal pada tahun 90-an yang bertumbuh pesat dalam blantika musik metal indonesia dan banyak dari sekian band di era ini berjaya pada eranya, sebagian ada yang tumbang dan ada juga yang masih eksis menyambungi dari era sebelumnya:
Panic Disorder, Godzilla, Prosatanica, Ababil, Bloody Gore, Tumbal, Siksakubur, Innerbeauty, Sinusitis, Authority, Sadistis, Umbra Mortis, Stupid Nation, Troops Of Brutality, Altar Scream, Inferno, Katarak, Gethebong, Vile, Absolute Defiance, dll
METAL GENERASI 3, didalam era ini banyak band metal berhamburan dengan menelusuri ke dalam akar dari musik metal indonesia, mereka banyak dibicarakan pada era tahun 98-an:
Asphyxiate, Torture, Funeral Inception, Borox, Painkiller, Dreamer, Invictus, Mayat, Abolish Conception, Thrashline, Kodusa, Gelgamesh, Castigation, North Batavia, Master Wu, Kornea, Fadihat, Pedih, Sajen, Burial Corpse, Dictator, Legion, dll
METAL GENERASI 4, dalam generasi pada era tahun 2000-an merupakan perombakan secara drastis dengan bermunculan band-band yang penuh dengan skill tajam dan berkualitas:
Dead Vertical, Deadsquad, Noxa, Gelap, Disagree, Hard To Kill, Paper Gangster, Vendetta, Zala, Oracle, Death Authority, dll
METAL GENERASI 5 adalah penerus scene metal indonesia pada saat ini oleh para bocah-bocah yang membara, era tahun 2009-an sampai sekarang mereka masih terus mencari jati diri dalam komunitas musik metal:
Cronology, Revenge, Orestes, Ozyrel, Catharsis, Sabor, Speed Zero Meter, Lost Another, Auticed, Gigantor, Outerfall, Undying Suicide, Before I Die, Lilith Project, Catastrophe, dll
Banyak informasi yang akan saya share dalam website ini, untuk sementara ini saja dulu yang saya tahu dan mohon maaf apabila ada kesalahan/kekurangannya dan beberapa nama band yang tidak disebutkan oleh pihak kami, meskipun demikian paling tidak ini adalah semacam gambaran dari generasi ke generasi dalam komunitas metal, diibaratkan kita berada dalam piramida yang terdapat di jajaran bawah dimana semakin luas kita harus tetap menghormati atap kita yang berada diatas.
Minimal sesama metalheads dapat menjaga komunitas ini dengan musik dan tidak dengan yang lain!

A Mild Wanted; Pencarian Band Baru Kembali Digelar

Bagi kamu para penyuka musik, nge-band, dan ingin supaya band kamu dikenal, jangan lewatkan ajang pencarian band baru persembahan Sampoerna A WANTED.
Pergelaran yang pada 2012 ini memasuki tahun kelima telah menghasilkan nama-nama musisi besar. Bukan hanya memiliki fan base yang besar, kedua band inipun telah berhasil menembus dunia musik Indonesia lewat raihan berbagai penghargaan musik.
Tidak ada syarat khusus untuk ikut serta dalam pergelaran ini, selain bahwa kamu dan band-mu menunjukkan kreativitas bermusik lewat semangat Go Ahead!
WANTED diawali dengan proses CD Submission yang tengah berlangsung terhitung 1 Maret – 1 Mei 2012. Pengumpulannya dilakukan di Drop Box yang akan tersedia di 30 area di seluruh Indonesia. Sampoerna A sebagai penyelenggara WANTED 2012 sendiri terus melakukan inovasi demi menghasilkan band-band baru berkualitas dari seluruh Indonesia.
Dari bocoran Livia Yosetya selaku Brand Manager A Mild, pergelaran WANTED tahun ini akan melibatkan sejumlah nama besar seperti Khrisna, Bongky dan Pay yang memiliki karir musik di genre berbeda. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberi sentuhan baru di dunia musik tanah air. Adapun rangkaian aktivitas pembekalan keterampilan yang akan dilaksanakan pada WANTED tahun ini meliputi WANTED. (Isr)

Curhat Curhit