Atmosfera; Rilis Single Sampai Akhir

293294_263217693712021_208206582546466_874819_1640838384_nKemarin baru-baru ini bertempat di daerah Pondok Labu, Jakarta Atmosfera sedang membuat Video Clip single kedua, Sampai Akhir, ciptaan Iwan Hasan dan Fitra. “Lagu berkarya syair ciptaan saya ini (“Sampai Akhir”) merupakan konklusi kesimpulan tentang laki-laki yang setia menanti kembalinya sang perempuan (“Indira”). Maknanya, merupakan kisah cinta abadi selama-lamanya yang berpatokan pada dasar konsep gagasan album Negeri Cinta. Tetapi saya diberikan kebebasan berinspirasi,” ujar vokalis Fitra.
Dua pemusik pencetus dibentuknya Atmosfera adalah Iwan Hasan dan Fadhil Indra. Keduanya telah saling akrab dan bareng bermusik sejak masih sekolah dasar (SD) dan ketika itu telah membentuk grup band yang memainkan lagu-lagu hits milik Kansas.
Puncak persahabatan bermusik Iwan dan Fadhil mencapai kekentalannya ketika mereka membentuk grup rock progresif Discus yang berkeliling konser di benua Amerika, Eropa dan Asia serta menelurkan dua album solo yang menarik pujian dan kalangan pengamat musik internasional.
Atmosfera didirikan oleh Iwan Hasan, gitaris yang memiliki reputasi internasional yang menempuh pendidikan musik di Willamette University di America Serikat, yang juga telah malang melintang di industri musik Indonesia sebagai arranger orchestra dalam banyak lagu-lagu hit dari band-band papan atas Indonesia (Ungu, ST 12, Boomerang, The Rain, dll). Selama ini Iwan lebih dikenal sebagai pendiri dan motor penggerak group progressive rock Discus, yang telah meriis album di Perancis, Italia dan Jepang selain di Indonesia. Bersama Discus, Iwan telah malang melintang tampil manggung di Switzerland, Jerman, Amerika Serikat dan Mexico. Discus adalah satu-satunya group music Indonesia yang disebut dalam buku Progressive Rock Handbook, oleh Jerry Lucky. CG Publishing, 2008, ISBN 978-18949-59766, Canada, serta diulas dengan sangat positif berbagai media di Amerka Serikat, Jerman, Belgia, Italia, Perancis, Uzbekistan, Mexico, Argentina, Brazil, serta Jepang.
Di Indonesia, Discus mendapatkan dua buah AMI Samsung Award pada tahun 2004. Musik Iwan juga telah dirilis di Amerika Serikat di album kompilasi “Beyond Six Strings” yang berisi 13 harp guitarist, dimana Iwan adalah satu-satunya dari Asia (lihat http://www.harpguitarmusic.com/listings/a-hasan.htm) Iwan juga adalah arranger orchestra pada hit single Ungu “Demi Waktu” yang mengantar group Ungu ke puncak popularitas di tahun 2006, serta adalah arranger orchestra pada album-album Ungu hingga saat ini. Selama ini Iwan sudah terlibat lebih dari 20 album musik Indonesia maupun Internasional dimana Iwan tampil sebagai artis atau peƱata musik, bintang tamu, music director, produser atau vocal director.
Sebagai gitaris jazz, Iwan juga tampil di Java Jazz Festival di Jakarta pada tahun 2006, 2009, 2010 dan 2011, serta memiliki group Chamber Jazz bersama Andien, group unik berformat gitar-vokal-piano-tuba yang kerap tampil di acara-acara jazz, termasuk di Java Jazz Festival. Baru-baru ini Iwan juga terlibat sebagai arranger dalam album baru Piyu Padi antara lain sebagai string arranger lagu single “Sakit Hati” dan “Firasatku” serta beberapa lagu lainnya.
Kursi drum dipegang oleh Fadhil Indra, rekan Iwan di group Discus, yang juga banyak menulis lirik lagu di album Atmosfera ini. Fadhil adalah musisi yang aktif di lingkungan music progressive Indonesia sebagai anggota group KJP, Montecristo maupun sebagai produser album pertama group Miracle. Bersama Iwan Hasan dan Discus, Fadhil juga telah tampil di Jerman, Mexico, Amerika Serikat dan Switzerland.
Front man group ini adalah vokalis  Fitra, vokalis jazz yang piawai melakukan scat (improvisasi vocal jazz) adalah juga seorang arranger (antara lain sebagai arranger brass section White Shoes and the Couples Company).  Ia juga telah merilis sebuah album solo berisi lagu-lagu berbahasa Karo yang beredar di Sumatera Utara. Fitra adalah sarjana musik lulusan Institut Kesenian Jakarta.
Sebagai bassist Atmosfera adalah Terry Manuputty dan gitar kedua dipegang oleh Earl Pramudjie. (Red)

Curhat Curhit