MostisfesT

NEXT Event di bumi metal lancang kuning kita teman Event bertajuk "MORTISFEST, DISTORTION OF DEATH" Yang bakal diakan di Manager Cafe Kapling 27 mei nanti tepat pukul 3 sore

GRIEF BLOZZOM BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST "

NNIV 1ST GRIEF BLOZZOM BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST " 02 JUN 2012 - OUT DOR TAMAN BUDAYA_PEKANBARU GUEST STAR : "GODZILLA" (JAKARTA DEATH METAL)

ROTOR Is BACK !!!

Metalhead mana di Indonesia ini yang tak kenal Rotor ? Berangkat dari sempalan grup Sucker Head di awal decade 90-an, band trhash metal local yang pertama kali rekaman ini makin meroket namanya setelah sukses menjadi supporting act konser supergrup Metallica selama dua hari berturut-turut di stadion Lebak Bulus, Jakarta. Rotor sempat lama mengadu nasib di negeri Paman Sam, namun frustasi ketika tahu mesti bersaing dengan 40.000 band metal serupa yag juga tengah berburu kontrak rekaman di sana.

Selama delapan tahun karier musiknya, Rotor menelorkan empat album di tiga major label berbeda : AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia. Sebelum resmi bubar, basis Rotor (Judapran) tutup usia karena over dosis karena obat bius. Belakangan, mantan vokalis mereka (Jodie, vokalis Getah dan mantan Suami dari artis Ayu Ashari .ed) yang kharismatik juga meninggal dunia. Tersisa kini tinggal sang pendiri sekaligus gitaris Rotor, M. Irvan Sembiring, yang telah menggantungkan gitar untuk selamanya dan menekuni lembaran hidupnya yang baru sebagai seorang pendakwah! “kalaupun ada yang berani modalin, Rotor nggak bakal reuni sampai kapan pun juga” tegas Irvan.

Sejarah berdirinya Rotor memang nggak bisa dilepaskan dari nama besar Sucker Head. Band thrash metal pionir yang dibentuk akhir era 80-an tersbut awalnya memang rumah bagi gitaris Irvan Sembiring. Diakhir tahun 1990 setelah konser di Kresikars (pentas seni SMA 82) ia hengkang dari Sucker Head untuk membentuk Rotor bersama Seto (gitar), Didik (bas) dan Bakkar Bufthaim (dram). Didik dan Bakkar sebelumnya merupakan personel One Feel Band yang juga merupakan nama sebuah studio ngetop di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Menurut Irvan yang ngasih nama Rotor waktu itu adalah Seto. “Biar kesannya musik Rotor itu cepat kayak baling-baling pesawat”. Hengkangnya Irvan dari Sucker Head sempat menjadi buah bibir di kalangan anak metal (catat : istilah underground dulu belum popular) ibukota saat itu. Namun ia menyanggah kalau dirinya cabut karena terlibat friksi dengan personel yang lain “Gue cabut dari Sucker Head karena pingin menggeber musik metal yang lebih ngebut dan ekstrem, sementara Nano (gitaris kedua Sucker Head) cendrung terpengaruh Iron Maiden, lebih heavy metal”. Ujar cowok kelahiran Surabaya, 2 maret 1970 ini buka kartu. Walau dibentuk di Jakarta namun panggung debut Rotor justru terjadi di Taman Topi, Bogor, dalam pergelaran rock yang digeber oleh sebuah radio swasta disana, kuartet thrasher ini menggung bareng sejawat metal di Jakarta, diantaranya Atomic dan Allen Scream. Kala itu mereka masih mengusung repertoar milik Sepultura. “Sepultura-nya di album Schizophrenia”, kenang Irvan. Tepat setelah manggung pertama, dua orang personel Rotor mengundurkan diri dari band. Seto masuk menjadi gitaris Sucker Head dan Didik bergabung menjadi bas Roxx. “Seto Cuma sempat lima kali manggung bareng Sucker Head untuk menjadi band pembuka konser Slank, setelah itu dia cabut juga disana.” Sampai sini, Rotor yang tinggal dihuni dua personel itu kemudian untuk yang kedua kalinya manggung di kampus “Metal” milik pujanggawan Sutan Takdir Alisjahbana yang terletak di bilangan Pejaten; Universitas Nasional. “Ketua panitia acaranya saat itu si Ucok Batara (mantan vokalis Edane)”. Sayang, Irvan lupa siapa yang bermain bas di Rotor pada waktu itu. Pertama ia bilang Judapran (mantan basis band epigon GN’R, Razzle) namun kemudian segera diralatnya “Kalo nggak salah pemain basnya Ucok ‘Ngantuk’. Tapi dia nggak tahu lagunya Rotor, Cuma asal main saja. Pokonya panteng di kord E terus, pasti masuk. Thrash metalkan kebanyakan kordnya disitu aja. Uniknya, ketika hal ini dikonfirmasi langsung kepada Ucok ‘Ngantuk’ keesokan harinya, gitaris yang sekarang bermain di Brain The Machine ini membantah “Gue memang pernah ikut audisi sebagai basis Rotor. Itu juga di studio, bareng kandidat lain, tapi nggak pernah manggung dengan Rotor.”

Singkat kata, setelah Juparan resmi bergabung dengan rotor, trio ini lantas menggarap demo tape dengan system rekaman live si studio One Feel. Jangan byangkan demonya keren kayak zaman sekarang. Demo tape Rotor itu masih tradisional banget “Cuma dua track, left-right, isinya gitar dan dram doing, nggak ada vocalnya.” Bermodalkan kaset demo “primitife” itulah Irvan nekad menawarkan konsep musik merkea ke label-label rekaman besar yang ada di ibukota dan ternyata… gagal!! Nggak satupun label tertarik untuk mengontrak band dengan musik se-ekstrem Rotor pada waktu itu. Kredo bagi anak metal adalah pantang frustasi! Semboyan ini amat dipercaya oleh Irvan yang memang ia akui sendiri punya watak keras dan ambisius. Tak lama setelah “penolakan-penolakan” tadi, Irvanyang supel ini bertemu dengan Pay Siburian (waktu itu masih gitaris Slank) dan vokalis rock (almarhum) Andy Liani. Pergaulannya dengan para rock star local itu tentu dengan harapan bias mengenjot nama Rotor ke level selanjutnya ”waktu itu anak-anak lain kayak Armand maulana, Thomas, Baron(Gigi), Anang dan Kidnap Katrina masih ‘gembel. Yang udah jadi superstar suma Slank doing. Anang sendiri dulu belum pacaran sama Krisdayanti, baru didemenin aja.” Kenang Irvan sembali tersenyum. Proses bergaulnya Irvan dengan rocker-rocker old skool ibukota tadi cukuo gila-gilaan. Ia mengatakan, “zaman dulu kalau udah nongkrong, bisa dua minggu lamanya gue baru pulang kerumah. Bawa gitar dan ampli kecil gue hidup nomaden dari satu studio kestudio lainnya. Ngikutin Pay sama anak-anak aja, misalnya hari ini garap Anggun (C. Sasmi) dan Anang di Studio Triple-M, besoknya Ita Purnamasari di studio JK di Pluit, gitu terus.”



Berkat jasa Pay, di awal 1992 Irvan ditemani Andy Liani lantas bertemu Seno Adjie, bos label rekaman AIRO. Di depan adik kandung maesenas Setiawan Djody itu Irvan itu Irvan cuek saja menyetel demo tape primitif tadi. Seketika juga Seno binggung pas tahu demo tape itu masih instrument dan nggak ada vocalnya. “Gimana mau nilainya, nih?” kata Irvan menirukan ucapan Seno. “Ya udah (kasetnya) di rewind aja,” balas Irvan enteng. Walhasil , begitu tape dimainkan dan musik berkumandang, “bernyanyilah” Irvan secara live di depan calon produser Rotor tersebut. “Gue teriak-teriak kayak orang gila di dalam ruangan dia. Mas Seno Cuma benggong dan geleng-geleng kepala, sementara Ali Akbar dan Andy Liani pada ketawa-tawa.” Kenang Irvan bangga. Kebetulan, nggak lama kemudian Setiawan Djody mengundang banf thrash metal Brasil, Sepultura untuk menggelar konser di Jakarta dan Surabaya. Mendengar pahlawan metal pujaannya bakal dating, Irvan langsung saja menyatroni raja tanker itu di kantornya untuk mendaftarkan Rotor sebagai supporting act Sepultura, menurut Djody, Irvan CS kalah cepat dengan Eet Syaranie dan Ecky Lamoah dari Edane, “Kalau kamu datangnya sebulan yang lalu aja, pasti bias. Tapi sekarang kita udah teken kontrak sama Edane,” tukas Irvan menirukan ucapan Djody.

Sukses membuka konser Metallica di stadion Lebak Bulus, Rotor keesokan harinya diundang untuk ikut dalam farewell party yang diselenggarakan di Hard Rock Café Jakarta. Sempat terjadi “insiden” kecil antara Irvan dengan Kirk Hammet wktu itu. Ceritanya begini, ketikaa nongkrong di satu meja, gitaris Metallica yang berambut kriwil iru menawarkan makanan kepada Irva. Dasar orang melayu, Irvan menolak dengan haluis tawaran Hammet tesebut. Melihat tawarannya ditolak, kontan saja Hammet marah dan meninggalkan meja makan. “Dia salah interprestasi. Kebiasaan orang Indonesia kan kalo ditawarin sesuatu pasti nggak langsung diterima, rada sungkan gitu, belakangan baru deh disabet hehehehe…,” kata Irvan terkekeh.

Babak baru perjalanan sebuah band thrash metal local bernama ROTOR dilanjutkan dengan hijrahnya Irva, Jodie dan Judha ke Los Angeles, Amrik. Di Kota yang terkenal ke seluruh dunia sebagai salah satu episentrum industri musik rock dunia mereka coba mengadu nasib dengan harapan bisa mengikuti jejak Sepultura, band Brasil yang sukses menembus Amrik. Saat itu tinggal Reeve saja yang masih stay di Indonesia “Dia baru belakangan nyusul kita ke Amrik.” Reeve ternyata nggak nyangka kalo orang Indonesia itu ramah-ramah, apalagi cewek-ceweknya. Selama besar di Amrik dia kan selsalu berhadapan dengan bule-bule yang angkuh. Dramer Rotor itu sebenarnya sempat mampir ke Los Angeles menemui personel yang lain, namun ia cuma bertahan dua hari saja dan setelah itu malah kembali ke tanah air. Menurut Irvan, itulah pertemuannya yang terakhir dengan Reeve karena setelah itu ia mengaku nggak pernah bertemu apalagi melakukan kontak dengan Reeve. Akhirnya Irvan kemudian mengambil kesepakatan bersama para personel yang lain untuk mencari pengganti Reeve. Episode selanjutnya, bertemulah Rotor dengan Rudy Soedjarwo, seorang musisi serba bisa yang juga anak mantan Kapolri yang tengah kuliah bisnis manajemen di sebuah perguruan tinggi di sana. Rudy yang kini ngetop menjadi sutradara film “Ada Apa Dengan Cinta” inilah yang kemudian menjadi Dramer Rotor. Irvan mengakui bahwa hidup sebagai seorang musisi pendatang di Amrik adalah sebuah tantangan yang amat berat. Menurut suami Indah (mantan gitaris band metal cewek Joystick) orang Amrik itu tergolong super cuek “Mereka nggak perduli ada yang salah dengan cara ngebandnya,” ujar Irvan seraya menambahkan bahwa mencari popularitas bagi band di Indonesia jauh lebih mudah dibandingkan di luar negeri. “Pesaingnya ketat banget di sana. Bayangin aja, band metal yang punya musik sama dengan Rotor dan lagi mencari kontrak rekaman jumlahnya ada 40.000-an band waktu itu.”

Ketika berada di Amrik, Rotor juga hanya beberapa kali saja manggung di sana dan itu pun masih di lingkungan komunitas orang Indonesia juga. “Nggak gampang mendapat job manggung kalo band nggak punya agency di Amrik,” ujar Irvan menceritakan pengalamanya. Melihat kondisi yang nggak begitu bersahabat dengan musisi pendatang ini Irvan mengaku tetap mencoba bertahan demi memujudkan impiannya bisa membus Amerika!. Agar bisa bertahan hidup dalam jangka panjang di Amrik, Irvan mengaku tergolong paling hemat diantara personel2x yang lain. “anak-anak yang lain sering banget keluyuran dari satu pub malam ke pub malam yang lain, termasuk nongkrong di pub Rainbow yang sering didatengin artis-artis bokep kayak Joe Rivera, Ron Jeremy sampai Savannah,” seru Irvan seraya menambahkan kalau dirinya lebih memilih untuk membuat lagu baru di studio milik Rudy dibandingkan nongkrong2x di Pub yang banyak mengeluarkan biaya. Selain rajin mengirim 200 promo tape album Behind The 8th ke berbagai label rakaman-label rekaman yang ada di Amrik, Irvan juga intensif mamantau perkembangan musik di sana dari berbagai majalah-majalah musik atau jika ada waktu lengang meluangkan waktu menonton konser band-band metal local di pub. Ia menambahkan bahwa sebenarnya ada 3 label rekaman independent di sana yang tertarik untuk merilis ulang album debut Rotor tersebut. “Kesalahan kita justru karena portfolio mencantumkan pernah membuka Metallica berarti kita sudah dikontak oleh label besar di Indonesia,” ujarnya rada menyesali. “Mereka bersedia mengontrak kita asal ada surat keterangan dari AIRO bahwa label mereka hanya beroperasi di Terotori Indonesia saja dan bukan seluruh dunia. Sayangnya, pas kita kontak ke tanah air, pihak, AIRO terkesan nggak suportif merespon hal ini. “walhasil, amblaslah impian Rotor untuk bias teken kontrak dengan label rekaman Amrik.

“Sebenarnya Cuma ada kemungkinan yang bakal terjadi untuk musisi pendatang yang pengin mengadu nasib di Amrik. Semakin terpacu semangatnya atau malah frustasi karena melihat begitu ketatnya persaingan disana, “koar Irvan lagi. Sayangnya, justru hal yang kedua lah yang terjadi pada Rotor. Menepisnya kondisi keuangan dan mental yang telah patah arang membuat masing-masing personel Rotor kemudian membanting stir untuk bias bertahan hidup di negeri orang dengan cara mereka masing-masing. “Jodie pergi ke San Fracisco sementara Judha berangkat ke Alabama untuk bekerja di pabrik pengolahan ayam. Gue sendiri saja yang masih bertahan di Los Angeles. Rotor kembali ke tanah air dengan tangan hampa. Jodie memutuskan cabut dari Rotor dan membentuk band baru, Getah. Rotor sempat merilis tiga buah album dengan arah musik yang berbeda, sebelum akhirnya pemain bas mereka, Judhapran, meninggal dunia karena ketergantungan obat bius.

KEMBALINYA ROTOR TAHUN 2012 !!



Ternyata beberapa Pernyataan Irvan Sebelumnya yang tidak ingin kembali dengan Rotor pun melunak !, Permintaan beberapa Fans dan Teman dekat mereka yang menginginkan Rotor untuk Kembali lagi dikancah musik memang sudah mencapai Titik Puncak, Informasi resmi kapan masih belum diperoleh, namun di akun Fans page Facebook http://www.facebook.com/pages/ROTOR-Indonesia/236643653022201 Rotor pun memajang Photo band baru tanggal 3 Juli 2012 yang menampilkan Formasi Irvan Sembiring ( Guitars ), Ungki Blvs ( Vokal ) dan dan Ucok " ngantuk " Tampubolon, dan beberapa saat kemudian Formasi dilengkapi dengan masuknya kembali Bakkar Bufthaim ( Drums ) dan Daeng Oktav ( Bass ), sebagai Bukti Eksistensi kembalinya Rotor, track baru " Infidels - Divine Support - The Flame " direkam dan disertakan dalam album kompilasi Multigenre" BORN TO FIGHT " yang dirilis oleh Burepublic Records dalam format Double CD pada akhir bulan Mei 2012 kemaren menampilkan 24 Band dari Genre thrash metal, power metal, progressive metal, gothic metal, nu metal, progressive rock, hard rock, punk, blues, etc selain Rotor ada band Imanissimo, KJP, Gelap, Divine, Attilion, In Memoriam, Lord Symphony, Ballerina, F.O.D, Bur Deni 'n Daniel, Pendulum, Mahir & The Alligators, Bad Stereo, Spolenk, Stupidnation, Masbur Blegug, Blitzkrieg. NG, Malapetaka, Van Java, Dear Heidy, Joni Kemon, dan Redshine. dan khabar selentingan dari Page Facebook ini, dijadwalkan Rotor sedang mengerjakan materi baru yang kemungkinan akan dilepas pada Agustus - September 2012 dan kembali menjajah beberapa panggung lagi. dan semoga ini menjadi kenyataan Mimpi untuk semua Rotor Fans yang merindukan mereka bisa beraksi lagi diatas panggung. dan mengobati sebagian Kerinduan Fans, Morbid Noise Production siap merilis Merchandise Rotor berupa T-Shirt " Nuclear Is The Solution ? "

VIVA ROTOR !!!

Cosmic Vortex; Grindcore ala American

1335000814_cover_final_depan_kecilCosmic Vortex merupakan sebuah band Grindcore jakarta yang sudah lama ingin di bentuk oleh Dipa (bass – Noxa) dan Arly (gitar – Disagree). Namun baru pada 8 November 2011 rencana tersebut terealisasi dengan merekrut Didik (Vokal – ex-Genderuwo / Northside / Peligro) dan Komanx (Drums – Hard To Kill/Disagree).
Cosmic Vortex memainkan british / american grindcore dgn influence dari Lock Up, Napalm Death, Terrorizer dan band band Hardcore eropa seperti Ryker’s dan Brightside.
Seperti band grindcore lainnya lirik lagu Cosmic Vortex juga bercerita tetang protes sosial / politik, lingkungan hidup, personal issue tapi lirik lagu Cosmic Vortex juga bercerita tentang philosophy yang di dapat Game atau Film menurut cara pandang Cosmic Vortex itu sendiri. Seperti salah satu lagu kami yang berjudul Face Him, Face The Demon, yang terinspirasi dari Game Street Fighter.
arti di balik nama:
Cosmic = Tata Surya / Angkasa
Vortex = Pusaran/Lingkaran/Batasan
ideologi dari nama Cosmic Vortex adalah kita seharusnya sebagai manusia berfikir bahwa kehebatan atau kemampuan kita tidak ada artinya di banding apa yang ada di jagat raya atau apa yang sudah diciptakan buat kita nikmati. kesombongan manusia adalah titik nol dari kehancuran manusia itu sendiri. Tiap manusia mempunyai batasan yang dan tiap orang punya kemampuan tersendiri.
Pada 16 April 2012 Cosmic Vortex merilis album yang berisi 10 lagu dengan Judul Konspirasi Busuk  melalui Aunorysm Rec. Merupakan record yang pernah merilis Looserz, Revitol / For My Blood (Split), Suja, Misery Index, etc.

Set Your Goals; Siap Menggebrak Jakarta Kembali

209
Set Your Goals kembali menggebrak Jakarta untuk kedua kalinya, kali ini Promotor Daily Concerts bekerja sama dengan Deep Insight yang akan menghadirkan Set Your Goals kembali di Jakarta pada 4 Juni 2012 dengan tema konser yang bertajuk “Indonesia Tours 2012″, untuk venue sendiri dipindahkan dari yang tadinya di Mario’s Place ,cikini menjadi Green Kemang , pergantian venue ini dikarenakan kecilnya kapasitas diMario’s Place tersebut, jadi kami mencoba mencoba untuk mencari venue yang lebih besar dan kami menunjuk Green Kemang sebagai venue set your goals nanti.
Band pop punk hardcore berasal dari Orinda California yang terbentuk tahun 2004, ini beranggotakan Jordan Brown (vokal), Matt Wilson (vokal), Audelio Flores Jr (gitar), Daniel Coddaire (gitar), Joe Saucedo (bass) dan Mike Ambrose (drum) dan Saat ini Set Your Goals sudah mengeluarkan 3 Studio albums yaitu Mutiny! (2006), This Will Be the Death of Us (2009) dan (Burning at Both Ends (2011)
Daily Concerts & Deep Insight selaku promotor membandrol tiket seharga Rp 100.000 (presale) dan Rp 200.000 (on the spot) dan tiket sudah mulai bisa di dapatkan di ticketbox-ticketbox resmi.

Passion For Nation; Evolusi Musik Indie Indonesia

#PassionForNation coming soon.jpgAproject records merupakan label rekam indie yang memicu evolusi musik indie Indonesia sehingga tak ayal stagnan yang suguhannya dapat dinikmati dan dicermati hingga mendunia dan mencerdaskan pendengarnya. Aperoject records tak mewakili suatu wilayah tapi memiliki visi membawa musik indie Indonesia ke kancah internasional. Dengan leburnya egoisme kedaerahan untuk Indonesia maka diharapkan menjadi baik untuk solid dan saling membangun antara scene local.
Dengan latar belakang keragaman di Indonesia dan uniknya scene indie mengantarkan Aperoject Records untuk memproduksi sebuah album kompilasi yang berjudul “PASSION FOR NATION”. Gagasan tajuk PASSION FOR NATION yang berarti SEMANGAT UNTUK BANGSA pada awalnya muncul karena tumbuh dan hidup di Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, peduli dan semangat ingin menjadikan Indonesia lebih baik.
Pemberi perintah pun belum tentu dapat memecahkan semua masalah walaupun mereka orang-orang piihan yang mewakili. Tugas kita sebagai rakyat dan orang yang memilih mereka untuk mengingatkan tentang lingkungan yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi bila mereka memutuskan suatu perintah. Dengan kompilasi yang diharapkan menjadi dorongan positif dari musik indie yang selama ini berkesan egois dan cuek padahal kritis dan peduli lebih dari musik mainstream manapun.
Kompilasi ini eksklusif karena sebagian besar konten lagunya digubah khusus untuk kompilasi ini. Berisi 12 track lagu dari 12 band yang berbeda dari ragam daerah. Varian genre yang ditawarkan pada rilisan aperoject kali ini adalah dari electro pop, poppunk, synth punk, melodic punk, punk rock, alternative poppunk, power pop, dan ska punk. Balutan lirik yang melengkapi masing-masing track mempunyai ragam tema yang tidak monoton. Tema yang directly nasionalisme dapat dijumpai pada track “Darah Merah Putih”, “Semangat Untuk Negeri”, dan “Berbeda dan Merdeka”. Sedangkan tema tentang ‘kepedulian akan apa yang tengah terjadi dapat disimak pada track “Ameeen!!!”, “Diam”, “Polusi Karena Ambisi”, dan “Thank for This State of Democrazy (20 Years Ago)”.
Kesederhanaan lirik tentang kontribusi individu yang disampaikan secara positif dapat disimak pada track “Berdirilah Kawan”,  “Menggapai Mimpi, “Masih Ada Kesempatan”, “Ego”, dan “Estafet”.
Klik disini untuk lihat Teaser.

GRIEF BLOZZOM BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST "


ANNIV 1ST GRIEF BLOZZOM
BLASTING MADNESS #2 " ZONE HELL FEST "
02 JUN 2012 - OUT DOR TAMAN BUDAYA_PEKANBARU

GUEST STAR : "GODZILLA" (JAKARTA DEATH METAL)

INILAH BAND-BAND GANAS YANG AKAN MENGGUNCANG EVENT ANNIV 1ST GRIEF BLOZZOM BER-TITLE "BLASTING MADNESS#2 ZONE HELL FEST" 2 JUNE 2012 OUTDOOR TAMAN BUDAYA PEKANBARU.
...
INILAH BAND-BAND GANAS YANG AKAN MENGGUNCANG EVENT ANNIV 1ST GRIEF BLOZZOM BER-TITLE "BLASTING MADNESS#2 ZONE HELL FEST" 2 JUNE 2012 OUTDOOR TAMAN BUDAYA PEKANBARU :

-MAKAM
-BEDEVIL
-SUFFERGRIND
-MALTREAT DEAFEN
-INVIL
-LARTUZ
-KILL D'SUCK
-TRAGEDY OF CAESAR
-DEMON MORTIS
-GORENORHEA
-SAVIOR
-SAY TO NISA (SIAK)
-TAHANAN NERAKA (PADANG)
-DARAH BATAK
-FLESH OF HUMANITY
-WICKED SICK
-BROJOL (PADANG)
-ONE DESTROY
-VIR'UN
-HATRED ABLAZE
-FLYING DEATHMAN
-PROXIMAGLOTIS (PADANG)
-SAYGON (PERAWANG)
-MARLON BRANDO
-S.O.E (PADANG)
-STORIES OF SUFFERING
-NATES (PADANG)
-GEMURUH VOICE
-KARENGKANK (PADANG)
-DONBAG MUST DIE
-POCONG TIMUR
-DEVIL FROG

ACARA INI DIDUKUNG OLEH :
GRIEF BLOZZOM
MUTE STORE
LEGION OF DARKNESS
ROSE BAKERY
PEKAN BARU DEATH METAL
KILL D'MERCH
DHIRAZA SOUND PRODUCTION
D'CHIEF STUDIO
ID GREEN
MORTIS LAPAX
DESTINIA KENNEDY
BLACK OF RUMBLE AND

RGB; Umur 16 tahun yang Genit, Nakal, Enerjik dalam Scene Underground

222345_1872532327090_1054612895_31820004_7015823_nWalaupun telat 1 bulan, kami tetap merayakan Anniversary kami yang akan diadakan tanggaL 31 Mei 2012 di Marios Place gd. Menteng huis Lt.2 Cikini. 1 HaL yang sangat unik di event ini yaitu, band pendukung yang kami undang itu “MULTIGENRE”, dengan total 11 Band yang berasal dari perwakilan Genre music di scene underground tanah air.
Sesuai dengan taq line Bangsa Indonesia sendiri, Bhinneka Tunggal Ika dengan makna Berbeda Namun satu. Itulah point dari Party Anniversary ini yang mencoba merangkul antar genre karena pada dasar-nya music itu Satu, namun banyak Jenis-nya not yang kita pakai-pun sama, begitu juga instrument-nya.  16 tahun, itu masa tahap puber seorang anak manusia dengan Nakal, Genit, Energik, Iseng, bergejolak, semua ada di fase itu.
Mungkin inilah yg kami rasakan di dalam Band kami suka duka sudah jelas kita rasakan sejauh ini. Suatu hari nanti mudah-mudahan banyak regenerasi yang akan menuai dari apa yang kita berikan saat ini.
Setelah event Party ini berlangsung, tunggu kami di pesta selanjut-nya : LAUNCHING ALBUM ke-3 kami. Semoga Rilisan Album ke-3 kami segera Beredar di kalangan permusikan Tanah Air.
Profile;
R.G.B / Rage Generation Brothers awal-nya terbentuk di bulan ApriL ‘96, itu-pun hanya sebuah Band session di tongkrongan SID GANKS dan SUB NOR MAL, Namun se-iring solid-nya antar personil pada saat itu, maka kita sepakat menetap-kan R.G.B menjadi Band sejati yang siap menggetar-kan scene music di Tanah air dengan warna musik skins n punk. Adapun formasi band saat itu :
Rhino : lead guitar
Bhotak : 1st vox
Bhoker : 2nd vox
Kelly : bass
Alley : drums
Bulan November ‘96 R.G.B menggelar sebuah event gigs launching kecil2-an, yang di barengi merilis Ep sebanyak 300 kaset yg tidak bertitle-kan pada saat itu, gigs di gelar di HD’45 pulomas jakarta Timur, acara-pun berlangsung sukses!
Awal ‘97 Genta (KEOTIK) masuk menggantikan Alley di posisi drums, dan tahun yg sama Bhoker dan Kelly di keluarkan dari formasi Band akibat ketergantungan-nya dengan “DRUGS”.
Formasi berubah saat itu :
Rino : Lead guitar back vox
Genta : Drums
Bhotak : Lead Vox
Dan posisi bass di handle oleh AdditionaL.
Gigs ke gigs, R.G.B mengemas dgn lancar-nya. Sampai akhir-nya Album 1st-pun keluar “Our Lifestyle” rilis di bawah bendera “independen” anak dari “Aquarius Musikindo”, itu tahun 2000 tanggal 17 Mei tepat-nya.
Tahun demi tahun berjalan, 2003 bhotak terpaksa di keluarkan dari formasi, posisi vocalis sementara terganti-kan oleh Ferry posisi bass tetap di handle Additional. Namun formasi itu tidak bertahan lama, Raymond (Quick ‘n’ easy) masuk menggantikan Ferry di posisi vocal, itu tahun 2006.
Tahun 2007 R.G.B menarik Sucke (Monkey Boots) sebagai bassis tetap saat itu. Di tahun yang sama R.G.B kembali merilis 2nd Albums “Sambut Kemenangan” di jalur indie label dalam format Original CD. 24 Nov 2007 launching-pun di gelar di “Vicky Sianipar Music Centre” di Manggarai, yang berjalan dengan sukses!
Formasi R.G.B saat itu :
Rino : Lead guitar back vox
Raymond : lead vox 2nd guitar
Genta : Drums
Sucke : Bass
Tahun baru 2010 Sucke di keluarkan dari formasi, dan seperti biasa posisi bass di handle oleh additional sampai sekarang. Dan tahun 2011, single R.G.B pun keluar, “Morning Honey” judul lagu-nya. Lagu itu sangat menggetarkan scene music.
Tahun 2012 ini R.G.B siap menggelar event Anniversary 16th years of R.G.B. Dan tahun 2012 ini-pun RGB siap meluncurkan 3rd Albums yg bertitle-kan “INTRO for OUTRO”.
Adapun add bassis R.G.B dari 1997- saat ini :
Andre (Sixtols) : 1997
Alm. Igus (Fuck Hermit) : 1997
Leste (BomBomCar) : 1998 – 2003
Billy : 2003 – 2007
Sucke (Monkey Boots) : 2007 – 2010
Dimas (KEOTIK) : 2010 – 2012
Sucke (Monkey Boots) : 2012 – saat ini
Proph (Shaolin Temple) : 2012 – saat ini

Event Distorsi "MORTISFEST"


NEXT Event di bumi metal lancang kuning kita teman
Event bertajuk "MORTISFEST, DISTORTION OF DEATH"
Yang bakal diakan di Manager Cafe Kapling 27 mei nanti tepat pukul 3 sore
Mari Ramaikan dan buat sukses acara yang pertama kali digelar ini kawan !
Keep Fuckin ur head YEAHHH

INFO EVENT:
------------
Registrasi : Rp. 100.000/band
Pendaftaran :
# Mortis Lapax (0856 645 123 15)
# Loudblast Distro (0856 676 11 666)
# D'Chief Studio (0852 659 170 86)
Pendaftaran paling lambat tanggal 20 Mei 2012

Tiket : Rp. 10.000/stiker event
 

Student Hate School; Ingin Musik Metal Dihargai Oleh Masyarakat Indonesia

Student Hate School adalah band Jakarta Timur tepatnya di Cijantung, Pasar Rebo yang mengusung aliran Metal, band ini diawali pada bulan Mei 2009 yang sebelumnya terpecah dari beberapa band yang cukup mantap di bidangnya.
Pasukan pasukan tersebut adalah, Mahardika Prima Nugraha (Vocal), Aria Panca Afrian (Guitar Lead), Bagus Tricahyo (Guitar), Wisnu Ikhsantama (Bass), Rheza Ariyanto (Drum Percussion), Try Achmad Laksana (Add Keys).
studenthateschoolcoverNama Student Hate School memiliki sebuah arti tersembunyi di dalamnya. meski terdengar seperti nama band yang kurang seram buat aliran Metal seperti ini, tapi kami mencoba menjadikan itu sebuah ciri khas dari kami. Nama Student kami ambil karena kita berawal dari pelajar yang belum tau apa apa tentang musik, Nama Hate kami ambil karena kebencian kami pada sesuatu yang tidak pasti dan Nama School kita ambil karena kita semua berasal dari sekolah. Ditahun 2010 ini kami merencanakan rilis EP Mini Album berisikan 6 Track sebagai perkenalan kepada kalian.
Kami terinspirasi oleh band Job For A Cowboys, Burning The Masses, dan masih banyak lagi. Student hate School ingin mengenalkan dan menjadikan musik Metal bisa dihargai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya sehingga bisa membuat para pendengar musik metal menghargai karya kita serta mencintai musik kita.
Contact:
Aria Panca Afrian – 0856 91 37 9150
Gilang Andi – 0878 842 69243 / 0856 71 72 69871
Web:
Facebook
MySpace
Reverbnation

2nd Steps; Dobrakan Baru dari Musik Rock Bawah Tanah

Band asal Utara Jakarta yang jadi juara regional Jakarta di ajang Coca Cola Soundburst 2010 kemarin di Senayan selalu belajar dari langkah awal mereka bermusik, berangkat dari latar band yang berbeda-beda dan dipertemukan dengan tidak sengaja pada sebuah studio tongkrongan mereka.
“Awalnya kita sih menganggap ini cuma side project, tapi musik yang dihasilkan malah bisa mewakili passion kita, sehingga kita memutuskan keluar dari band masing-masing dan membentuk 2nd Steps pada Juni 2009″ ujar Adit, gitaris sekaligus frontman di band ini.
Langkah ke 2 para personel ini yang menginspirasikan nama 2nd Steps, “pengennya ini jadi langkah ke 2 dan terakhir,solid!! itu harga mati untuk komitmen para personel dalam keadaan apapun di 2nd Steps” sambung Adit. “Sudah banyak band yang timbul dan tenggelam,kita gak mau seperti itu.” katanya lagi.
Mengusung modern rock atau American rock ala Alterbridge atau Nickelback, 2nd Steps digawangi oleh Anton (vokal). Adit (gitar), Ichad (gitar), Ochep (bass), Varo (drum) merekam lagu-lagu mereka pada tahun 2009 yang dijadikan sebuah album EP bertajuk “Moving Forward”. Album EP ini tak disangka mendapat sambutan yang lumayan luar biasa dari Stepers, sebutan untuk fans 2nd Steps, minggu pertama dengan di edarkan dari tangan ke tangan dan juga melalui penjualan online terjual 200 copy cd. “Dukungan dan support sobat-sobat stepers yang menjadi semangat kami untuk berkarya yang lebih baik lagi, tanpa mereka kita bukan apa-apa.” ujar Anton sang vokalis.
Single “Intro” pun mulai sering diputar pada radio-radio swasta, radio streaming atau podcast dan sejenisnya yang kini banyak muncul di dunia maya. Dan sempat juga masuk top chart jajaran lagu indiependent pada Berisik Radio, sebuah radio streaming. “Dari segi intuisi musik dan lirik lagu intro amat cocok dengan generasi muda, lagu itu memberi gambaran secara utuh musikalitas dan kualitas 2nd Steps” ujar Adit si pencipta lagu tersebut.
Ciri khas vokal Anton yang berat dan sangat ngerock mengingatkan kita pada Scott Stapp (Creed) ataupun Chad Kroeger (Nickelback), serta sound yang kaya distorsi modern rock pada lagu-lagu mereka menjadi paduan pas bagi yang merindukan band rock seperti ini.
Pertengahan Januari 2011 silam, album kompilasi Coca Cola Soundburst baru saja keluar, bersama pemenang regional lainnya, 2nd steps menyumbang lagu berjudul “Moving.” Kompilasi ini dijadikan bonus majalah HAI edisi ke 3 pada tahun 2011. “Lagu Moving di aransemen ulang supaya lebih fresh untuk kompilasi ini” tandas adit. Pengerjaannya dibantu oleh musisi ternama Aria Baron. Pengalaman ini dijadikan bekal yang cukup untuk perjalanan musik 2nd Steps ke depan. Tinggal kita tunggu aksi mereka selanjutnya

Nickelback; Musik Rock dengan Notasi Aman

Artis: Nickelback
Album: Here and Now
Rilis: 2011
Produksi: Roadrunner / Warner Music
Nickelback-Here-and-Now-Album-Cover
11 lagu komposisi musik Rock yang hangat ditelinga, sebut saja Chad Kroeger, Vocal/Gitar, Ryan Peake- Gitar, Mike Kroeger – Bass, dan Daniel Adair – Drum berhasil membuatnya dengan apik, sehingga tidak bising untuk kita nikmatinya.
This Means War, Bottoms Up, When we Stand Together, Lullaby, Kiss it Goodbye, Trying Not to Love You adalah beberapa lagu handalan ketika kita mengupas dari keseluruhan album terbaru milik Nickelback.
Walaupun beberapa lagunya penuh dengan distorsi ditambah ciri khas vocalnya Chad yang berat dan berkarakter tidak membuat kita bosen untuk mendengarkan album ini, ada kalanya hati ini dengan penuh kekecewaan akan rasa itu dan terkadang emosi kita terbawa kencang dengan notasi aman terkendali.

Antusias Penonton Saat Konser DREAM THEATER

Riau Indie,  Dahsyat dan dramatis. Begitu yang dirasakan penonton konser Dream Theater di Mata Elang Indoor Stadium, Ancol, Sabtu (21/4/2012) kemarin. Enerjik, permainan yang ditunjukkan band asal Boston Amerika Serikat, saat beraksi di panggung.
Tata lampu yang menawan ditambah, set panggung yang minimalis namun terkesan megah, James Labrie Cs mampu menampilkan permainan musik Prog Rock yang dramatis. Tentunya, kesan itu muncul dari permainan keyboardis, Jordan Rudes yang lihai memadukan efek suara techno dari I-pad di hadapannya.
"Luar biasa memang Dream Theater, enggak nyangka pakai I-pad main keyboardnya," kata Danang salah satu penonton konser Dream Theater.
Tidak hanya Jordan sendirian yang memunculkan kesan Prog Rock dramatis serta magis, lengkingan gitar bersuara tebal buatan John Petrucci, juga membuat para penonton tertegun dan merasakan musik magis nan dramatis di telinga. Apalagi, kecepatan tangan Petrucci saat beraksi memainkan melodi gitar.
Musik Prog Rock dramatis yang diusung Dream Theater hampir terasa di semua lagu yang dibawakan, sebut saja 'On The Back Of Angels' dimana si keyboardis Jordan piawai memainkan efek suara techno dengan I-pad.
Atau lagu 'Build Me Up', 'The Spirit Carries On' yang jelas sekali menampilkan ciri khas Dream Theater dengan melodi dan karakter vokal yang kuat. Secara keseluruhan, Dream Theater membawakan 14 lagu.
"Jaga diri kalian. Sampai ketemu lagi," seru Labrie. Pertunjukan terasa sangat singkat. Ribuan penonton rupanya tidak terima. Mereka berteriak "more" supaya Dream Theatre tidak menyudahi begitu saja. "Pull Me Under" kemudian menjadi penutup.

Reverse; Lewat Simfoni Metal Hingga Relung Hati

405622_173096259463741_125645854208782_230591_1271008074_n
REVERSE Band berparas garang asal kota Depok, yang pada mulanya di cetuskan oleh Kevin dan Ray untuk membuat sebuah band pada awal tahun 2009 tepatnya pada 1 januari, band yang mengusung aliran Screamo dengan nama yang pertama kali digunakan ialah Angel And Demons, untuk membuat sebuah Format Band Kemudian Kevin Dan Ray mengajak Dika pada posisi Gitar I, Firman Gitar II, Ara Bass dan Eza Pada Drum.
Seiring  waktu berjalan, tak lama band ini didirikan Dika salah seorang Gitaris memutuskan untuk hengkang dari badan Angel And Demons, tak lama jejaknya di ikuti oleh Ara yang beralasan lebih mementingkan Study-nya. Karena tidak memungkinkan Band yang di isi hanya 1 (satu ) suara gitar, akhirnya Angga ( Sleeping For Rest / Have Fun Together ) masuk dalam posisi Bass yang sebelumnya di isi oleh Ara dan tak lama kami menemukan Adi ( Nevhania Shamara ) untuk mengisi kekosongan Gitar. Angel And Demons memutuskan mengubah nama band-nya menjadi Ending Without Story yang biasa disebut EWS, setelah 2 ( dua ) personil baru mengisi format band. Bukan hanya sekedar perubahan Nama dan menambahkan personil baru namun EWS juga mengubah Genrenya 90o  ( derajat ) menjadi Metal.
EWS jauh lebih segar dan mulai menciptakan lagu – lagu yang dibuat sendiri, lagu EWS yang didominasi oleh As I Lay Dying, The Black Dahlia Murder, Lamb Of God, The Devil Wears Prada, Burgerkill, Avenged Sevenfold hingga Dream Theater yang sekaligus menjadi band Influence dari masing-masing personil. Dalam kurun waktu yang tak sebentar REVERSE yang pada waktu itu masih menggunakan nama lamanya EWS, sempat membuat 2 ( dua ) lagu yang berjudul Bloody Eve dan Devil Is Me, dan mulai memberanikan diri untuk menjajaki panggung – panggung, Event, Gigs, dan festival  Ibu Kota dan tak lama meraih masa kejayaannya. Dengan bermodalkan dua singel dan Cover lagu dari Lamb Of God (Now You Got Something To Day For ) dan As I Lay Dying  ( Through Struggle & Forever ).
Pada pertengahan 2010 EWS mulai mengalami titik jenuh dalam bermusik dan para personil mempunyai kesibukan sendiri – sendiri, Band ini memilih vacum namun,  Pada masa vacum Adi lebih memutuskan untuk hengkang. Masa vacum yang hanya di isi untuk mencari pengganti posisi Adi pada Gitar, pencarian ini berakhir  di pengujung 2011. Setelah sekian lama merasakan vacum, para personil mulai membangun band ini kembali untuk bangkit.
Akhirnya EWS menemukan Sosok Gitaris, Bayu, yang mampu mendominasi musik band ini menjadi lebih apik dan harmonis, dengan resminya Bayu dalam personil band, mengalami kesulitan dalam Nama Band yang kurang pantas untuk Genre baru yaitu MetalCore ExperiMatch, dengan beberapa pemikiran untuk mencari nama baru lalu munculah nama REVERSE yang berarti Membalikan / Memutar dan berfilosofi  Semua perbuatan mahkluk hidup(manusia,binatang,tumbuhan,malaikat bahkan tuhan), pasti mempunyai kesalahan,kebohongn, dan  kemunafikan, jadi semuanya harus di kembalikan / dibalikan sesuai kodrat fakta yang ada pada dunia yang nyata dan fana ini.
Dengan nama baru  mulailah kami membuat materi – materi baru dengan konsep yang baru juga. Dalam waktu yang cukup singkat formasi baru ini sudah mempunyai materi lagu baru seperti Start A Live ( Intro ), Praised By Devil, Between Hell And Heaven, dan Versus Insine. Hingga sekarang REVERSE masih diperkuat oleh Ray ( Growl Vocal ), Kevin ( Scream Vocal ), Firman ( Rythem Guitar ), Bayu ( Lead Guitar ), Angga ( Bass & Clean Vocal ) dan Eza ( Drum ) dengan Genre MetalCore ExperiMatch kami masih akan terus berkarya sampai akhir zaman, menelusupkan simfoni kami lewati pori – pori menusuk hingga ke relung hati.
REVERSE Band berparas garang asal kota Depok, yang pada mulanya di cetuskan oleh Kevin dan Ray untuk membuat sebuah band pada awal tahun 2009 tepatnya pada 1 januari, band yang mengusung aliran Screamo dengan nama yang pertama kali digunakan ialah Angel And Demons, untuk membuat sebuah Format Band Kemudian Kevin Dan Ray mengajak Dika pada posisi Gitar I, Firman Gitar II, Ara Bass dan Eza Pada Drum.Seiring  waktu berjalan, tak lama band ini didirikan Dika salah seorang Gitaris memutuskan untuk hengkang dari badan Angel And Demons, tak lama jejaknya di ikuti oleh Ara yang beralasan lebih mementingkan Study-nya.
Karena tidak memungkinkan Band yang di isi hanya 1 (satu ) suara gitar, akhirnya Angga ( Sleeping For Rest / Have Fun Together ) masuk dalam posisi Bass yang sebelumnya di isi oleh Ara dan tak lama kami menemukan Adi ( Nevhania Shamara ) untuk mengisi kekosongan Gitar. Angel And Demons memutuskan mengubah nama band-nya menjadi Ending Without Story yang biasa disebut EWS, setelah 2 ( dua ) personil baru mengisi format band. Bukan hanya sekedar perubahan Nama dan menambahkan personil baru namun EWS juga mengubah Genrenya 90o  ( derajat ) menjadi Metal. EWS jauh lebih segar dan mulai menciptakan lagu – lagu yang dibuat sendiri, lagu EWS yang didominasi oleh As I Lay Dying, The Black Dahlia Murder, Lamb Of God, The Devil Wears Prada, Burgerkill, Avenged Sevenfold hingga Dream Theater yang sekaligus menjadi band Influence dari masing-masing personil. Dalam kurun waktu yang tak sebentar REVERSE yang pada waktu itu masih menggunakan nama lamanya EWS, sempat membuat 2 ( dua ) lagu yang berjudul Bloody Eve dan Devil Is Me, dan mulai memberanikan diri untuk menjajaki panggung – panggung, Event, Gigs, dan festival  Ibu Kota dan tak lama meraih masa kejayaannya. Dengan bermodalkan dua singel dan Cover lagu dari Lamb Of God (Now You Got Something To Day For ) dan As I Lay Dying  ( Through Struggle & Forever ).
Pada pertengahan 2010 EWS mulai mengalami titik jenuh dalam bermusik dan para personil mempunyai kesibukan sendiri – sendiri, Band ini memilih vacum namun,  Pada masa vacum Adi lebih memutuskan untuk hengkang. Masa vacum yang hanya di isi untuk mencari pengganti posisi Adi pada Gitar, pencarian ini berakhir  di pengujung 2011. Setelah sekian lama merasakan vacum, para personil mulai membangun band ini kembali untuk bangkit.Akhirnya EWS menemukan Sosok Gitaris, Bayu, yang mampu mendominasi musik band ini menjadi lebih apik dan harmonis, dengan resminya Bayu dalam personil band, mengalami kesulitan dalam Nama Band yang kurang pantas untuk Genre baru yaitu MetalCore ExperiMatch, dengan beberapa pemikiran untuk mencari nama baru lalu munculah nama REVERSE yang berarti Membalikan / Memutar dan berfilosofi  Semua perbuatan mahkluk hidup(manusia,binatang,tumbuhan,malaikat bahkan tuhan), pasti mempunyai kesalahan,kebohongn, dan  kemunafikan, jadi semuanya harus di kembalikan / dibalikan sesuai kodrat fakta yang ada pada dunia yang nyata dan fana ini.Dengan nama baru  mulailah kami membuat materi – materi baru dengan konsep yang baru juga. Dalam waktu yang cukup singkat formasi baru ini sudah mempunyai materi lagu baru seperti Start A Live ( Intro ), Praised By Devil, Between Hell And Heaven, dan Versus Insine.
Hingga sekarang REVERSE masih diperkuat oleh Ray ( Growl Vocal ), Kevin ( Scream Vocal ),  Firman ( Rythem Guitar ), Bayu ( Lead Guitar ), Angga ( Bass & Clean Vocal ) dan Eza ( Drum ) dengan Genre MetalCore ExperiMatch kami masih akan terus berkarya sampai akhir zaman, menelusupkan simfoni kami lewati pori – pori menusuk hingga ke relung hati.
Facebook :
REVERSE
Email :
reversemetal@yahoo.com
Twitter :
@ReverseMetal

Atmosfera; Rilis Single Sampai Akhir

293294_263217693712021_208206582546466_874819_1640838384_nKemarin baru-baru ini bertempat di daerah Pondok Labu, Jakarta Atmosfera sedang membuat Video Clip single kedua, Sampai Akhir, ciptaan Iwan Hasan dan Fitra. “Lagu berkarya syair ciptaan saya ini (“Sampai Akhir”) merupakan konklusi kesimpulan tentang laki-laki yang setia menanti kembalinya sang perempuan (“Indira”). Maknanya, merupakan kisah cinta abadi selama-lamanya yang berpatokan pada dasar konsep gagasan album Negeri Cinta. Tetapi saya diberikan kebebasan berinspirasi,” ujar vokalis Fitra.
Dua pemusik pencetus dibentuknya Atmosfera adalah Iwan Hasan dan Fadhil Indra. Keduanya telah saling akrab dan bareng bermusik sejak masih sekolah dasar (SD) dan ketika itu telah membentuk grup band yang memainkan lagu-lagu hits milik Kansas.
Puncak persahabatan bermusik Iwan dan Fadhil mencapai kekentalannya ketika mereka membentuk grup rock progresif Discus yang berkeliling konser di benua Amerika, Eropa dan Asia serta menelurkan dua album solo yang menarik pujian dan kalangan pengamat musik internasional.
Atmosfera didirikan oleh Iwan Hasan, gitaris yang memiliki reputasi internasional yang menempuh pendidikan musik di Willamette University di America Serikat, yang juga telah malang melintang di industri musik Indonesia sebagai arranger orchestra dalam banyak lagu-lagu hit dari band-band papan atas Indonesia (Ungu, ST 12, Boomerang, The Rain, dll). Selama ini Iwan lebih dikenal sebagai pendiri dan motor penggerak group progressive rock Discus, yang telah meriis album di Perancis, Italia dan Jepang selain di Indonesia. Bersama Discus, Iwan telah malang melintang tampil manggung di Switzerland, Jerman, Amerika Serikat dan Mexico. Discus adalah satu-satunya group music Indonesia yang disebut dalam buku Progressive Rock Handbook, oleh Jerry Lucky. CG Publishing, 2008, ISBN 978-18949-59766, Canada, serta diulas dengan sangat positif berbagai media di Amerka Serikat, Jerman, Belgia, Italia, Perancis, Uzbekistan, Mexico, Argentina, Brazil, serta Jepang.
Di Indonesia, Discus mendapatkan dua buah AMI Samsung Award pada tahun 2004. Musik Iwan juga telah dirilis di Amerika Serikat di album kompilasi “Beyond Six Strings” yang berisi 13 harp guitarist, dimana Iwan adalah satu-satunya dari Asia (lihat http://www.harpguitarmusic.com/listings/a-hasan.htm) Iwan juga adalah arranger orchestra pada hit single Ungu “Demi Waktu” yang mengantar group Ungu ke puncak popularitas di tahun 2006, serta adalah arranger orchestra pada album-album Ungu hingga saat ini. Selama ini Iwan sudah terlibat lebih dari 20 album musik Indonesia maupun Internasional dimana Iwan tampil sebagai artis atau peñata musik, bintang tamu, music director, produser atau vocal director.
Sebagai gitaris jazz, Iwan juga tampil di Java Jazz Festival di Jakarta pada tahun 2006, 2009, 2010 dan 2011, serta memiliki group Chamber Jazz bersama Andien, group unik berformat gitar-vokal-piano-tuba yang kerap tampil di acara-acara jazz, termasuk di Java Jazz Festival. Baru-baru ini Iwan juga terlibat sebagai arranger dalam album baru Piyu Padi antara lain sebagai string arranger lagu single “Sakit Hati” dan “Firasatku” serta beberapa lagu lainnya.
Kursi drum dipegang oleh Fadhil Indra, rekan Iwan di group Discus, yang juga banyak menulis lirik lagu di album Atmosfera ini. Fadhil adalah musisi yang aktif di lingkungan music progressive Indonesia sebagai anggota group KJP, Montecristo maupun sebagai produser album pertama group Miracle. Bersama Iwan Hasan dan Discus, Fadhil juga telah tampil di Jerman, Mexico, Amerika Serikat dan Switzerland.
Front man group ini adalah vokalis  Fitra, vokalis jazz yang piawai melakukan scat (improvisasi vocal jazz) adalah juga seorang arranger (antara lain sebagai arranger brass section White Shoes and the Couples Company).  Ia juga telah merilis sebuah album solo berisi lagu-lagu berbahasa Karo yang beredar di Sumatera Utara. Fitra adalah sarjana musik lulusan Institut Kesenian Jakarta.
Sebagai bassist Atmosfera adalah Terry Manuputty dan gitar kedua dipegang oleh Earl Pramudjie. (Red)

Generasi Metal; Antara Pionir dan Penerus Scene Metal Indonesia

Banyak berbicara mengenai musik metal pada saat ini, banyak sebagian orang mungkin belum/tidak mengetahui dimana pusat ibukota jakartalah yang pada awalnya ada kota pusat pada era tahun 1980-an musik metal tercetus oleh beberapa band yang sudah kalian tahu, bahkan sebelum kalian lahir merekalah yang mendobrak pintu tersebut, sehingga kalian saat ini dapat menikmatinya dengan damai. Beberapa orang dari mereka yang awalnya berjuang demi memajukan musik metal pernah berceloteh kepada saya bagaimana perjuangan beliau dari awalnya dicemooh oleh sebagian masyarakat sampai saat ini akhirnya terkaget dengan banyak band-band bertebaran.
Berikut ini adalah sebagian dari jajaran band-band metal yang ada di jakarta dari awal scene metal ini terbentuk sampai saat ini.
METAL GENERASI 1, mereka yang menggagas musik metal dipertumbuhan era awal tahun 80-an sampai pertengahan 90-an:
Ritual Doom, Maliknat, Rotor, Sucker Head, Jenazah, Tengkorak, Grausig, Adaptor, Mortus, Morbifik, Brain The Machine, Betrayer, Purgatory, Trauma, Ordoth, Lunatic, Corporation Of Bleeding, Delerium Tremens, Restu Ibu, Meduza, Getah, dll
METAL GENREASI 2, penerus scene metal pada tahun 90-an yang bertumbuh pesat dalam blantika musik metal indonesia dan banyak dari sekian band di era ini berjaya pada eranya, sebagian ada yang tumbang dan ada juga yang masih eksis menyambungi dari era sebelumnya:
Panic Disorder, Godzilla, Prosatanica, Ababil, Bloody Gore, Tumbal, Siksakubur, Innerbeauty, Sinusitis, Authority, Sadistis, Umbra Mortis, Stupid Nation, Troops Of Brutality, Altar Scream, Inferno, Katarak, Gethebong, Vile, Absolute Defiance, dll
METAL GENERASI 3, didalam era ini banyak band metal berhamburan dengan menelusuri ke dalam akar dari musik metal indonesia, mereka banyak dibicarakan pada era tahun 98-an:
Asphyxiate, Torture, Funeral Inception, Borox, Painkiller, Dreamer, Invictus, Mayat, Abolish Conception, Thrashline, Kodusa, Gelgamesh, Castigation, North Batavia, Master Wu, Kornea, Fadihat, Pedih, Sajen, Burial Corpse, Dictator, Legion, dll
METAL GENERASI 4, dalam generasi pada era tahun 2000-an merupakan perombakan secara drastis dengan bermunculan band-band yang penuh dengan skill tajam dan berkualitas:
Dead Vertical, Deadsquad, Noxa, Gelap, Disagree, Hard To Kill, Paper Gangster, Vendetta, Zala, Oracle, Death Authority, dll
METAL GENERASI 5 adalah penerus scene metal indonesia pada saat ini oleh para bocah-bocah yang membara, era tahun 2009-an sampai sekarang mereka masih terus mencari jati diri dalam komunitas musik metal:
Cronology, Revenge, Orestes, Ozyrel, Catharsis, Sabor, Speed Zero Meter, Lost Another, Auticed, Gigantor, Outerfall, Undying Suicide, Before I Die, Lilith Project, Catastrophe, dll
Banyak informasi yang akan saya share dalam website ini, untuk sementara ini saja dulu yang saya tahu dan mohon maaf apabila ada kesalahan/kekurangannya dan beberapa nama band yang tidak disebutkan oleh pihak kami, meskipun demikian paling tidak ini adalah semacam gambaran dari generasi ke generasi dalam komunitas metal, diibaratkan kita berada dalam piramida yang terdapat di jajaran bawah dimana semakin luas kita harus tetap menghormati atap kita yang berada diatas.
Minimal sesama metalheads dapat menjaga komunitas ini dengan musik dan tidak dengan yang lain!

A Mild Wanted; Pencarian Band Baru Kembali Digelar

Bagi kamu para penyuka musik, nge-band, dan ingin supaya band kamu dikenal, jangan lewatkan ajang pencarian band baru persembahan Sampoerna A WANTED.
Pergelaran yang pada 2012 ini memasuki tahun kelima telah menghasilkan nama-nama musisi besar. Bukan hanya memiliki fan base yang besar, kedua band inipun telah berhasil menembus dunia musik Indonesia lewat raihan berbagai penghargaan musik.
Tidak ada syarat khusus untuk ikut serta dalam pergelaran ini, selain bahwa kamu dan band-mu menunjukkan kreativitas bermusik lewat semangat Go Ahead!
WANTED diawali dengan proses CD Submission yang tengah berlangsung terhitung 1 Maret – 1 Mei 2012. Pengumpulannya dilakukan di Drop Box yang akan tersedia di 30 area di seluruh Indonesia. Sampoerna A sebagai penyelenggara WANTED 2012 sendiri terus melakukan inovasi demi menghasilkan band-band baru berkualitas dari seluruh Indonesia.
Dari bocoran Livia Yosetya selaku Brand Manager A Mild, pergelaran WANTED tahun ini akan melibatkan sejumlah nama besar seperti Khrisna, Bongky dan Pay yang memiliki karir musik di genre berbeda. Tujuannya tidak lain adalah untuk memberi sentuhan baru di dunia musik tanah air. Adapun rangkaian aktivitas pembekalan keterampilan yang akan dilaksanakan pada WANTED tahun ini meliputi WANTED. (Isr)

Curhat Curhit